Digital Retail Trend
Membuat orang penasaran dengan trend-trend digital retail terbaru.

3 Trend Digital untuk para pengusaha retail



Mungkin sudah banyak kita melihat para pelaku bisnis retail yang sudah mulai menjalankan bisnis mereka secara digital. Hampir semua lini bisnis sekarang sudah mendapatkan sentuhan digital. Mulai dari sekedar pencatatan, jual-beli, hingga pengaturan operasional bisnis.Transformasi ini hadir lebih cepat, diantaranya disebabkan oleh Pandemi Covid19, yang berhasil memaksa jutaan pebisnis dan puluhan juta pelanggan untuk memulai transaksi secara digital.


Apakah anda sudah mengetahui mengenai sejauh apa Digital akan mempengaruhi industri retail?


Simak mengenai 3 Trend Digital yang retail yang akan menjadi GAME CHANGER dalam industri retail menurut para konsultan bisnis papan atas di dunia:


Trend #1 Omnichannel


Omnichannel itu bukan sekedar membuka lapak jualan di berbagai online & Offline venue

Omnichannel itu bukan sekedar punya akun di berbagai medsos

Omnichannel itu bukan sekedar punya beberapa jenis opsi pembayaran 

Dengan Omnichannel, setiap infrastruktur penjualan (dan operasional) akan saling terhubung satu sama lain secara digital.


Omnichannel bertujuan memberikan seamless experience untuk pelanggan Bagaimana kita sebagai seller bisa selalu hadir untuk pelanggan, melalui berbagai pintu. 

Menurut studi yang dilakukan oleh Mckinsey , customer akan memilih untuk bertransaksi dengan brand yang selalu hadir untuk mereka. Disinilah Omnichannel berperan.

Melalui Omnichannel, brand akan betul-betul memberikan 360 purchase experience{[3] terhadap customernya.



Case Study: OmniChannel Kopi-X
“Sebuah brand kopi-X, selain hadir secara fisik di banyak lokasi, mereka juga hadir di layanan pesan antar.
Berikut ini adalah keseluruhan sales channel milik kopi-X:

>   Kedai Offline di beberapa titik perkantoran.
>   Online Access di beberapa layanan pesan-antar makanan.
> Aplikasi Kopi-X yang membantu pelanggan untuk melakukan pre-order ataupun memberikan promo-promo pribadi.




Walaupun tampak berdiri sendiri, sebenarnya masing-masing channel itu saling terintegrasi. Sehingga customer bisa terus menambah loyalty point(s) tanpa harus memusingkan dimana mereka melakukan transaksi"







Trend #2 Data Analytics







“Data is the new gold”

Data adalah emas yang baru sebuah statemen yang kian populer dikalangan para pebisnis di era digital. Dimana artinya, memiliki (akses terhadap) data itu hampir sama dengan menemukan barang yang sangat berharga. Apakah benar?
Di era digital, semua kalangan sudah bergerak cepat untuk belajar mengambil, mengolah, dan membaca data

Semakin kaya data yang dimiliki, semakin kuat analisa yang dihasilkan, semakin jitu keputusan bisnis yang dihasilkan

Sayangnya, banyak pengusaha yang belum sadar bahwa mereka memiliki potensi data yang luar biasa besar:data transaksi, data pelanggan, data pergerakan barang, dan lain lain.

Ibarat ayam yang mati dilumbung padi, banyak pelaku bisnis yang gagal mengembangkan bisnisnya karena mereka tidak paham mengenai data yang mereka miliki.

Apakah kamu salah satu diantara mereka yang belum bisa memanfaatkan datanya sendiri?
Dari pertanyaan diatas, berapa yang bisa anda jawab? Jika kurang dari 3, mungkin anda perlu belajar lebih banyak mengenai fenomena yang terhadi dalam  bisnis anda sendiri. Mari lakukan data analytics anda untuk pemanfaatan data


Use Case pada Data Analytics
“ dengan sistem digital KopiX yang baru, berhasil mengumpulkan data transaksi milik mereka. Salah satu hal yang dihasilkan adalah: data & habit pelanggan.


Contoh, dari data Ibu Mawar, kopiX tahu kapan & dimana ibu mawar membeli kopiX, frekuensi pembelian kopiX, tempat favorit dalam membeli, jenis pembayaran, dan lain lain.

Dari data transaksi tersebut, KopiX siap untuk selalu memberikan kejutan untuk ibu mawar.

Contoh, pada pembelian gelas ke 100 (dari transaksi tercatat), kopiX memberikan ibu mawar berbagai penawaran spesial di disaat itu juga.

Akhirnya, makin luluh lah hati Ibu Mawar terhadap KopiX”



Trend #3 Artificial Intelligence



Meskipun AI (artificial intelligence atau kecerdasan buatan)  adalah sebuah mesin yang dibuat oleh manusia, namun para developer membuat AI bertingkah selayaknya manusia: berfikir, beraksi, dan membuat keputusan.
Apakah AI akan mempengaruhi retail?
Sejatinya, AI akan mempengaruhi hampir di segala aspek kehidupan. 
Mulai dari lalu lintas, kesehatan, dan tentunya aktivitas jual beli. 

Muara dari berbagai macam data yang “dikumpulkan” oleh teknologi kita saat ini adalah sebuah algoritma yang membantu penjual/seller/pemilik bisnis untuk melakukan prediksi yang sangat akurat terhadap perilaku pembelinya.

Tidak berhenti disitu, AI juga akan membantu pemilik bisnis untuk memprediksi hal-hal yang berkaitan dengan operasional dan strategis. 

Sebenarnya disadari atau tidak, kita mungkin sudah mulai berinteraksi dengan AI. Salah satu implementasi AI yang sudah banyak diadopsi dalam industri adalah: Chatbot!




Jadi apakah anda sudah siap untuk menggunakan AI?

Use case pada AI
”Dari semua data yang dimiliki oleh KopiX, mereka sudah dalam tahap mampu mengembangkan Artificial  intelligence untuk mengoptimalkan Customer retention rate. Dengan akses terhadap omnichannel, AI tersebut dapat membuat promo khusus bagi setiap pelanggan sesuai dengan kebiasaan mereka dalam membeli kopi. Dalam kasus ibu mawar, AI tersebut dapat membuat promo-promo khusus terkait dengan menu baru yang dianggap cocok dengan selera Ibu Mawar dan mengirimkan promo tersebut di waktu & tempat tertentu tempat Ibu Mawar membeli KopiX.. Uniknya, setiap pelanggan benar-benar bisa mendapatkan promo yang berbeda-beda. Dengan AI Driven Hyper-targeted Promotion, tingkat sukses promo tersebut tentunya lebih tinggi dibanding promo-promo lainnya”









Digital Retail Trend
Fajar Dwi Prasetyo 23 Maret, 2022
Share this post
Arsip
Masuk to leave a comment
Bagaimana proses Order to Cash dan Procure to Pay bisa terjadi?
Jenis dari order-to-cash dan procure-to-pay seperti apa